Thursday, February 21, 2013

Pilgub, Whatever!


Pemilihan Gubernur Jawa Barat bakalan berlangsung seru nih sepertinya. H-2 aja masih ramai dengan kampanye-kampanye 'terselubung' yang dilakukan oleh masing-masing tim sukses. Minggu lalu, ibuku membawa belanjaan dengan kantong keresek bergambarkan salah satu pasangan Cagub dan Cawagub Jabar. Gilak! Niat banget ya pasangan ini sampai kantong keresek pun mereka jadikan media kampanye. Sepertinya ini akan menjadi tahun pertamaku untuk memilih wakil rakyat provinsi Jawa Barat periode 2013-2018. Pilgub sebelumnya aku tidak mencoblos alias 'golput'. Daripada buang-buang waktu di TPS terus milih wakil yang salah, ya mending aku duduk-duduk saja di rumah sambil menyaksikan perkembangan hasil suara melalui televisi. Itu dulu, waktu jamannya jadi anak kuliah. Sekarang pola pikirku tentang politik sedikit maju. Aku sudah punya pemikiran lain tentang politik. Kalaupun sekarang harus buang-buang waktu di TPS, paling tidak ada satu pilihan dari hati nuraniku. Ceritanya menggunakan hak suara gitu. Padahal sampai saat ini aku belum menjatuhkan pilihan pada pasangan manapun. Biasanya H-1 di pelosok-pelosok desa selalu ada yang namanya 'serangan fajar'. Apalah itu serangan fajar, dari namanya sih sepertinya serangan yang dilakukan pada waktu fajar atau pagi hari. Hehe. Mungkin semacam kampanye juga kali ya. Dulu, orangtuaku pernah mendapatkan korek api berisikan uang pecahan lima puluh ribu rupiah dari salah satu pasangan calon wakil rakyat beberapa jam sebelum pemilihan berlangsung, saat itu untuk pemilihan kepala desa. Hih! Ini mungkin ya yang  dinamakan serangan fajar. Mungkin.

***

Sebenarnya dari kecil, aku sedikit apatis dengan yang namanya politik. Apalagi berkenaan dengan partai yang semakin kesini semakin banyak saja. Waktu kecil aku hanya mengenal tiga partai besar. Aku hanya mengenal partai berwarna merah, kuning dan hijau saja. Kayak warna balon ya. Haha. Dan seingatku jika ada acara pemilihan seperti itu perayaannya meriah sekali. Apalagi untuk anak-anak seusiaku, tentu gembira menyambut pesta rakyat seperti itu. Tetapi sekarang, diusiaku yang sudah layak untuk memilih, malah tidak ada kesan meriah sama sekali. Tambah malas saja untuk ke TPS. Dulu orang-orang masih memakai hati nurani untuk menentukan pilihan mereka. Sekarang, uang bisa menjadi senjata untuk merubah pilihan yang semakin kesini semakin membingungkan. Ya, siapapun yang terpilih, semoga bisa mewakili keinginan dan kebutuhan rakyat *sok bijak*. Apapun partainya, siapapun wakilnya, buatku yang penting adalah supportivitas dari tim yang kalah seperti apa. Semua calon buatku potensial, hanya mungkin bagaimana cara dia bekerja nanti itu tidak bisa menggunakan asumsi. Lebih bagus mungkin kalau tim yang kalah membantu yang menang. Bisa membantu program-program kerja, membantu mengaplikasikan rencana lima tahun kedepan atau mungkin terjun bersama-sama membangun pemerintahan. Hehe. Itu sih mimpi dan khayalanku sebagai rakyat yang awam politik ya, selebihnya ya aku tidak peduli. Alangkah baiknya jika semua rakyat mendukung apapun yang terbaik yang bisa dilakukan olah tim yang menang nanti. Apapun.

No comments:

Post a Comment