Monday, March 25, 2013

Bad rain, ever.


Hujan menghentikan langkahku seketika. Derasnya membasahi setiap ruang terbuka di sekitarku. Aku tidak bisa beranjak dari tempat dudukku. Hanya berharap hujan ini segera berlalu dan membiarkanku melanjutkan aktifitas makan siangku seperti biasanya. Ah, aku tidak bisa menikmati waktu makan siangku dengan dia. Kesal. Namun kejadian ini tidak lantas membuatku membenci hujan. Bagaimanapun cerita yang terjadi di balik hujan, aku selalu menikmatinya. Aku selalu suka hujan. 

***

Aku kecewa sekali ketika melihat butiran-butiran air langit yang banyak itu turun tepat di jam makan siang. Setidaknya banyak waktu yang terbuang percuma dan berakhir sia-sia. Aku tidak mendapatkan penyegaran sama sekali disini. Aku benci situasi seperti ini. Jari jemariku hanya bisa beradu dengan tombol-tombol keyboard komputer kerjaku. Tetapi aku tidak tahu harus mengetik apa. Ku putar musik dengan volume sedikit tinggi untuk mengalihkan pendengaranku dari bisingnya air hujan di luar sana. Aku mencoba mencari kesibukan lain yang bisa menggantikan quality lunch yang tertunda ini. Aku bahkan tidak merasakan lapar sama sekali. Aku memikirkan dia. Bagaimana makan siangnya? Bagaimana jika hujan yang deras ini tidak memberinya waktu untuk menyantap masakan yang sudah dia bayangkan dari kemarin? Pasti dia sangat kecewa, sama sepertiku.

***

Kekesalanku bertambah ketika jaringan internet dan sinyal di handphoneku mulai tidak stabil. Rasanya ingin aku lempar saja semua perangkat elektronik di hadapanku ini dengan batu. Tapi aku tahu itu tidak akan mengembalikan kekecawaanku terhadap hujan. Aku hanya butuh bertemu dia seperti biasanya. Hanya ingin bercengkrama dengannya seperti hari-hari sebelumnya. Melihat dia makan, lalu kembali ke tempat kerja. Itu saja. Tapi sayang hujan sudah merusak selera makanku. Dan hujan menjadi jarak diantara kami hari ini.

Now i know, that is Love.



Waktu bergulir semakin cepat menggantikan sisa-sisa bulan Maret yang tinggal satu minggu lagi. Rasanya kalau aku tuliskan semua cerita dan kejadian yang aku alami selama hampir sepuluh bulan dengan dia disini, mungkin tidak akan cukup. Semua cerita tentang kami sangat menarik bagiku. Kami memulai semuanya dengan sangat lembut dan beralur. Aku senang menceritakan kisah kami kepada semua orang. Sangat senang. Entah kenapa semakin kesini aku semakin ingin bersikap dewasa. Mungkin karena perasaan cintaku yang sangat luar biasa besar yang membuat perubahan besar dalam hidupku ini. Aku akui memang tidak mudah untukku mengkonversi ego menjadi sebuah kesabaran dan kedewasaan. Tetapi itu terjadi padaku belakangan ini. Mungkin ini yang disebut 'kekuatan cinta'. 

***

Jujur, aku bukan orang yang bisa mengkonversi ego dengan mudah. Biasanya aku rentan sekali dengan yang namanya emosi. Ya, aku seorang dengan emosi yang labil. Kadang aku bisa marah-marah gak jelas, kadang aku bisa bersikap diam dan dingin seperti es. Aku bukan orang yang kuat menahan diri dari rasa sabar. Aku lebih cenderung emosional dan meletup-letup. Aku bahkan tidak peduli siapa yang aku hadapi jika sudah seperti itu. Yang aku tahu, aku merasa puas jika sudah melampiaskan emosiku. But it doesn't take long. However, i'm just an ordinary woman. Sometimes i cry, sometimes i become an angry. Tapi sekarang, aku bisa lebih mengendalikan self orientation yang hidup dalam diriku ini. Thanks God. Dan semua itu aku lakukan semata-mata karena rasa cintaku lebih besar dari ego dan gengsiku. Aku menyadari sepenuhnya bahwa aku sangat mencintai dia lengkap dengan semua kekurangan dan kelemahannya. Semua bagian yang ada pada dirinya menjadi bagian yang tak terpisahkan untuk aku cintai. Kecuali masa lalunya. Aku membiarkan semua kisah yang dia buat di masa lalunya menjadi milik dia pribadi. Aku tidak menginginkan masa lalunya. Tidak sama sekali. Aku mencintai dia seperti aku mencintai diriku. Dan aku tahu betul kalau dia pun begitu.

***

Ditengah perjalanan cintaku yang kadang disinggahi konflik, aku selalu membayangkan bagaimana jika bukan dia yang ada denganku saat ini. Akan seperti apa kisah cintaku nanti? Kadang, aku merasa Tuhan begitu baik padaku. Di sela-sela kegamanganku, Dia sudah mengirimkan cinta-Nya melalui seseorang yang tepat. Seseorang yang penuh cinta seperti dia. Mungkin hanya aku dan Tuhan yang tahu bagaimana perasaanku memiliki dia. When God sends me love, i know that He answers my prayers.  And praise God, the answer is you. 

***

Aku pernah membayangkan betapa bahagianya jika aku bisa memeluk Tuhan. Dan lagi-lagi Tuhan menjawabnya lewat dia. Tuhan mengirimkan dia untuk bisa aku peluk, untuk bisa aku dekap. Tuhan juga menyelipkan kekuatan cinta diantara aku dan dia. Kekuatan yang menjadikan sesuatu yang mustahil menjadi nyata. Kekuatan yang merubah marah menjadi dewasa. Dan kekuatan yang menyatukan perbedaan kami menjadi tampak sama. Kekuatan ini yang lantas membuatku semakin mencintainya. Sangat mencintainya. Dan Tuhan tahu itu.



No one can deny that God's love is the most beautiful love in life. And i have one. It is you. You are the one of God's love that i have. I love you, Ponty. I love you more than i thought.

Sincerely,

Beautiful love.


Monday, March 18, 2013

Lelah


Sakit yang kurasakan di bagian kepalaku semakin hebat saja. Aku tidak tahu apa yang ada di belakang kesakitan ini. Semoga hanya masuk angin biasa. Sudah dua minggu ini kondisi badanku sedang tidak stabil. Kadang panas, kadang dingin. Kadang sakit kepala, kadang sakit tenggorokan. Begitu dan begitu terus. Aku capek dengan semua rutinitas ini. Bahkan terlalu capek untuk selalu merasakan sakitnya disalahkan keadaan. Aku hanya seorang karyawan biasa yang sedang belajar mengenai sebuah proses menuju kesuksesan. Aku juga punya banyak mimpi yang ingin aku wujudkan secepatnya.Tapi semua itu butuh waktu. Mungkin sebentar, mungkin juga akan sangat lama. Aku tidak pernah berhenti memikirkan hal apa yang akan aku lakukan jika sudah tidak bekerja nanti. Aku selalu meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti aku bisa mewujudkan mimpi besarku itu. Namun aku hanya manusia biasa yang selalu berusaha menang dari keadaan. Aku tahu, ada seseorang yang selalu ingin waktuku untuknya. Tetapi waktuku sama seperti orang lain. Sama seperti dirinya. Aku berusaha adil untuk membagi waktuku yang kadang harus tersita dengan tanggung jawabku yang lain. Aku butuh dia, tapi aku berusaha untuk tidak egois. Ada waktu ketika dia harus denganku, ada waktunya juga ketika dia harus dengan kewajibannya yang lain. Aku mengerti. Tetapi kadang keinginan untuk dimengerti seperti itu, tidak aku dapatkan darinya. Mungkin memang tugasku yang harus selalu mengerti keadaan-keadaan terjepit seperti itu. Sama halnya ketika dia pulang terlambat, apa aku marah? Tidak. Sekalipun itu tidak ada sangkut pautnya dengan tanggung jawab dia, aku masih bisa memakluminya. Karena aku tahu, itu bukan salah dia. Juga bukan salahku. Yang salah hanyalah keadaan. Dan aku tidak mungkin menyalahkan keadaan yang sudah jelas - jelas terjadi.

***

Mungkin sudah sangat sering untuk kami memperdebatkan masalah ini. Dan sudah banyak pula air mata yang aku habiskan untuk menyelesaikannya. Meskipun kenyatannya tidak pernah selesai. Dan selama aku masih bekerja disini, masalah itu tidak akan menyentuh titik temu. Aku tidak diam. Aku selalu berusaha mencari celah untuk keluar dari sini. Tapi setidaknya, biarkan aku merasakan hasil dari jerih payahku selama satu tahun lebih di perusahaan ini. Setidaknya sampai aku keluar nanti. Aku hanya butuh waktu. Itu saja. Aku bukan orang yang terlena oleh materi. Ada beberapa alasanku bertahan di perusahaan yang sudah tidak sehat ini. Dan alasan - alasan itu mungkin saja bisa berguna untukku ketika aku sudah tak lagi disini. Aku bukan seorang profesional yang sudah mahir bekerja. Aku hanya seorang mahasiswa biasa yang baru merasakan panasnya dunia kerja. Paling tidak, disini aku mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru yang bisa aku jadikan pijakan untuk mimpi - mimpiku. Juga mimpinya. Itu yang sulit dia mengerti disini. Wajar kalau dia selalu berpikiran negatif tentang pekerjaanku. Semoga dia hanya berpikiran negatif pada pekerjaanku. Bukan padaku. Aku tahu, pekerjaanku banyak menyita waktuku dengannya. Tetapi itu tidak lantas mengharuskanku menjadi korban terus menerus. Aku bekerja. Dia pun sama. Tetapi cara pandang kami yang berbeda. Dan aku tidak tahu harus bagaimana menyatukannya.

***

Aku lelah. Ya, aku sangat lelah. Namun aku yakin akan ada waktunya dimana semua lelah ini terbayar lunas. Aku tidak ingin lelah ini sia - sia. Semua yang aku rasakan sekarang, kelak harus membawaku ke tempat yang lebih nyaman. Aku percaya itu. Aku sedang memperjuangkan apa yang ingin aku wujudkan. Hanya waktu yang bisa menunjukkan semuanya. Dan tidak ada seorangpun yang bisa mengatur waktu dan keadaan mereka sendiri. Begitupun aku. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Hingga lelah berganti jengah.

Thursday, March 14, 2013

And I am still writing.


Aku tidak suka baca, tapi aku suka nulis. Aku juga gak bisa nulis cerpen atau puisi. Tapi aku suka sama keduanya. Dan hanya sebatas suka. Entah sejak kapan aku mulai menyukai tulisan-tulisan dalam bentuk cerita atau puisi. Belajar dari beberapa karya penulis hebat, aku melihat ada peluang disitu. Ya, peluangku untuk menorehkan kata per kata menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca. Awalnya aku ragu dan bingung harus menulis apa. Mula - mula aku iseng  nulis cerpen. Satu, dua, tiga, empat tak terasa tulisanku sudah sampai halaman seratus. Waw! Amazing. Aku gak ngerti apa yang sudah aku tulis itu. Ku baca ulang tulisanku dari awal sampai akhir. Agak aneh memang. Banyak grammar dan diksi yang salah. Maklum, bukan penulis *excuse*. Kesukaanku terhadap menulis semakin kesini semakin kuat. Selesai dengan satu cerpen yang tak jelas ending-nya itu, aku mencoba menulis cerpen lain yang benar - benar pendek menyerupai cerpen. Dan untungnya cerpen keduaku ini sedikit jelas. Paling tidak, aku tidak melibatkan banyak tokoh seperti dalam cerpen satu. Sebenarnya obsesi awalku jadi sutradara jadi wajar kalau aku menggunakan banyak tokoh dalam cerpen pertamaku. Hehe. Dari cerpen keduaku, aku belajar sedikit demi sedikit pemilihan kata, penggunaan tanda baca dan juga gaya bahasa. Setidaknya aku bisa menikmati tulisanku itu. Walaupun masih belum mendekati sempurna. Yaa, namanya juga usaha. Cerpen keduaku sekarang sudah mengisi tampilan blog pabrik huruf judulnya 'Bubur Cinta Dara'. Yeaay! Akhirnya cerpenku ada yang baca. Padahal yang baca hanya aku dan pacarku aja *nangis*. Tapi gak apa-apa yang penting aku pe-de showing off  cerpen pertamaku itu *jingkrak-jingkrak*. Siapa tahu ada penerbit yang mau nerbitin karyaku. Hehe. Disana juga ada beberapa cerpenku yang lain.

***

Well, bicara tentang tulis menulis pasti gak akan lepas dari 'gaya menulis'. Setiap penulis pasti memiliki gaya menulis yang berbeda - beda. Sebagai penulis amatir, sebaiknya kita mencari referensi tentang gaya menulis dari berbagai sumber. Kita bisa melihat tulisan penulis yang kita sukai atau tulisan siapa saja yang bisa memberikan kita temuan tentang gaya apa yang sebaiknya kita pakai. Aku sendiri memakai gaya bebas. Hehe. Aku senang mencampur adukkan kata menjadi satu. Kadang formal, kadang prokem. Namanya juga anak muda. Jadi bebas - bebas aja mau pake gaya apa. Haha. Aku juga banyak belajar dari pacarku. Bagiku, sebuah keuntungan besar karena aku memiliki pacar yang jago nulis kayak dia. Terlepas dari dia seorang anak sastra, dia juga punya passion dan gaya menulis yang cukup kuat. Dia selalu mengajariku banyak hal dalam menulis. Darinya, aku jadi tahu bagaimana memilih kata-kata, menggunakan tanda baca bahkan menentukan judul cerita. Seru bukan punya pacar yang punya kesukaan pada bidang yang sama? Apalagi pacarnya lebih jago dari kita. Kadang, aku suka bertukar pikiran dengan dia. Sering malah. Aku selalu berkonsultasi sama dia sebelum menulis sesuatu. Kadang juga aku meminta penilaian dia mengenai tulisanku. Dan tak jarang dia memujiku. Syukurlah, berarti tulisanku layak untuk dibaca. Hehe. Aku sering menulis sesuatu untuk dia. Kadang puisi, kadang curahan hati. Semakin hari aku semakin senang menulis. Aku bermimpi bisa membuat sebuah buku dimana didalamnya aku dan dia yang menjadi tokoh utama. Aku juga berkhayal suatu hari nanti akan ada sebuah buku yang menceritakan perjalanan cinta kami. Semoga saja. Setiap mimpi pasti diwujudkan. Begitupun mimpiku. Aku harus mewujudkannya. Supaya kelak, anak cucuku bisa membaca karya amatirku. Aku akan tetap menulis selama aku mampu. Dan aku tidak akan pernah berhenti menulis tentang dia. Tentang cinta kami. Tentang kehidupan baru kami nanti. Tentang anak - anak kami. Tentang segalanya. My every single word is all about you.

Thursday, March 7, 2013

Happy World's Women Day

Selamat hari wanita sedunia wanita-wanita cantik, tetap pancarkan kasih sayang di muka bumi ini ya. Tetap menjadi wanita yang bersahaja, bijaksana dan dewasa. 




I wanna a baby girl, please!


Kayaknya lucu ya, punya anak perempuan. Bisa dipakein pita, jepit rambut, bandana, baju-baju lucu, high heels *lho* pokoknya semua pernak-pernik cewek deh bakalan gw pakein ke anak gw nanti. Kalo anaknya perempuan. Dan Semoga perempuan. Aamiin.*Grin*

***

Gw ngebayangin anak gw nanti pake hijab, subhanallah *nyengir*. Entah kenapa gw obsessed banget sama anak perempuan. Padahal gw sendiri gak bisa dandan maksimal kayak perempuan normal. Tapi sejauh ini gw normal kok. Apasih. Ya intinya meskipun gw ga bisa pake bedak, blush on, atau eye liner gw tetep care sama penampilan terutama wajah dan pakaian. Buat gw cantik itu gak harus pake make up tebel, gak perlu pake perhiasan yang bling-bling, gak perlu pake baju mahal atau sepatu hak tinggi. Karena menurut gw, beauty is simple. Dari kesimple-an itulah kecantikan seorang perempuan terpancar *pake kacamata item*. Ya, gw pribadi lebih prefer cewek itu harus wangi, rapi, dan bersih. Tiga kata itu sepertinya sudah cukup mewakili arti cantik buat gw. Cewek cerdas cenderung lebih memperhatikan cara ia merawat diri bukan mempercantik diri. Biasanya mempercantik diri identik dengan salon, spa atau body center lainnya. Gw sama sekali belum pernah bersentuhan dengan ketiga tempat tadi. Gw sering ke salon, lebih tepatnya nganterin dia potong rambut. Kalo dibilang anti salon, gak juga. Mungkin kalo anti poles, iya. Hehe. Gw selalu beranggapan kalo kita ke salon itu artinya bagian kepala kita pasti akan dipegang-pegang oleh orang lain. Dan gw gak suka. Aneh. Tapi memang begitu kenyatannya. Kadang keanehan gw ini juga pengen gw ilangin, tapi susah. Ya-sudah-lah-ya. 

***

Balik lagi ke keinginan gw untuk memiliki anak perempuan. Temen-temen kuliah gw udah pada nikah dan punya anak. Terus kebetulan banget anak mereka laki-laki semua. Tambah kuat lah keinginan gw yang satu ini. Artinya kalo anak gw lahir dan bener-bener perempuan, bisa jadi rebutan anaknya temen-temen gw nanti kalo udah pada gede. Haha *intermezzo*. Tapi beneran, keinginan ini muncul dari lubuk hati gw yang paling dalam. Menurut nyokap gw, anak perempuan itu bisa diandalkan kalo udah gede nanti, bisa menyayangi orang tua, bisa menjaga dan mengurus adik-adiknya nanti. Bukan berarti anak laki-laki gak bisa ya. Mungkin anak perempuan cenderung lebih keibuan dalam keluarga. Mungkin. Tapi gak gw pungkirin juga kalo kata-kata nyokap itu ada benarnya. Ada fakta nyata dimana tante gw anaknya laki-laki semua. Disaat dia sakit dan gabisa ngapa-ngapain, anak laki-laki hanya bisa perhatian dengan kata-kata. Tapi mungkin keadaannya  akan berbeda kalau salah satu anaknya perempuan. Biasanya anak perempuank lebih aktif dengan tindakan. Tapi balik lagi, anak itu kan dikasih sama Tuhan. Siapapun gak bisa nentuin anaknya nanti laki-laki atau perempuan. Tapi kalo boleh minta, gw tetep pengen anak pertama gw perempuan. Semoga. :D

Putus, So What?


Eits, sebentar. Gw ga putus, dan ini bukan cerita gw. Oke, jadi gini ceritanya *menghela nafas panjang*.

***

Pertama kalinya pacaran, pertama kalinya juga putus cinta. Nyesek bukan? Cerita ini berawal ketika gw baca komen-komen temen di salah satu facebook temen gw juga. Gw nemuin kata-kata move on, putus dan bla bla bla. Dari situ gw nebak kalo ada salah satu temen gw yang lagi galau alias patah hati *so' detektif gw* hehe. Singkat cerita gw terlibat dalam obrolan di komen itu. Dan terungkaplah fakta kalo sahabat gw tercinta Eneng Shopuroh baru aja ngalamin yang namanya putus cinta. Dan hebohnya, ini putus cinta dia yang pertama. Turut berduka ya sayang. 

***

Setelah gw ngobrol dari hati ke hati sama dia, akhirnya dia bilang sm gw kalo penyebab putusnya mereka adalah hanya karena orangtua cowoknya lebih prefer menantunya dari bidang kesehatan juga. Waw! Gilak ni ibu. Oopst! Maaf ya tante, bukan mau ikut campur. Tapi alangkah baiknya kalo tante itu bersikap dewasa dan bijak. Apa tante ga pernah muda? Atau jangan-jangan tante penganut Siti Surbaya, ya? Sekali lagi maaf tante. Tante pernah denger ga kalo Kate Middelton itu bukan dari kalangan bangsawan? Eh, tante pasti ga tau ya siapa Kate. Ya sudah lah, bukan urusan tante juga sih Kate bangsawan atau bukan. Dan masalah anak tante juga udah jelas bukan urusan saya. Tapi yang jelas tante udah nyakitin hati temen saya. Dan sebagai perempuan saya tidak terima. Kalau memang tante kurang menyetujui hubungan anak tante dengan teman saya, kenapa tante ga tegas waktu itu? Kenapa tante ngebiarin hati mereka nyatu dulu terus tante pisahin gitu aja. Apa tante ga punya hati? Sekali lagi maaf tante kalau tulisan saya sedikit memojokkan tante *sujud*.

***

Mungkin cerita ini ga cuma dialamin sama temen gw, tapi mungkin juga diantara sekian banyak perempuan di dunia ini juga pernah ngerasain hal yang sama. Begitupun gw. Meskipun kasus gw berbeda. Tapi gw yakin gimanapun kasusnya, rasanya pasti sama. Nyesek. Disini biasanya perempuan yang lebih sering jadi objek 'sakit hati' *nangis*. Padahal sebenarnya kita sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri sebuah hubungan. Tapi tetep aja nyesek. Hehe. Tips dari gw buat yang ngerasain 'nyesek' yang begitu mendalam sebaiknya mulai membuang memory-memory baik itu yang menguntai senyum maupun yang berurai air mata. Coba sisihkan waktu untuk diri sendiri, teman-teman dan Tuhan. Ada kalanya kita butuh waktu untuk diri kita sendiri dan curhat sama teman bahkan untuk sekedar bercengkrama dengan Tuhan. Berikan ruang untuk diri kalian. Lihatlah diri kalian yang begitu mempesona ini. Berbenahlah untuk menyambut seseorang yang baru. Jangan buang waktu kalian untuk sebuah penyesalan yang tidak penting. Karena sebetulnya yang harus menyesal itu adalah mereka, mereka yang sudah menyia-nyiakan waktu kalian selama ini. Dan buat sahabatku tersayang, berkacalah. Kamu itu cantik, kamu berharga. Jangan buang air matamu untuk sesuatu yang menjatuhkan nilaimu. Dia tidak pantas kamu tangisi, karena kamupun tidak pernah menangisi teman SMP mu pergi, bukan? Biarkan dia dengan pilihan orangtuanya. Dan biarkan dirimu bahagia dengan seseorang yang memang pantas untukmu. Dia bukan jodohmu, belum menjadi jodoh terbaik untukmu. Percayalah, seseorang dengan janji baru akan mengisi hari-harimu nanti. There is always something better in every broken heart. I love you, strong girl. ♥ 


Teuku Angkasa 32 A

-Osan-

Sunday, March 3, 2013

4th of March,


Hari ini, aku dan dia resmi 7 bulan terhitung sejak 4 Agustus tahun lalu ketika kami berikrar untuk menjalin hubungan serius ini. Dan sejak saat itu kami mulai menapaki dunia baru kami berdua. Tepat dua bulan lagi kami akan mengikrarkan janji suci itu dihadapan penghulu dan semua orang. Perasaan yang tak menentu semakin liar menghadang. Kadang bahagia, kadang degdegan, kadang nervous, kadang aku masih merasa belum percaya kami dipertemukan secepat ini. 

***

Di usia yang menginjak 7 bulan ini, ijinkan aku mecurahkan segenap perasaan yang menaungi hati dan jiwaku melalui blogku ini. Bukan untuk memamerkannya, tetapi setidaknya aku bisa melihat kembali apa yang sudah aku tuangkan disini. 

***

Aku, cinta yang kau cari itu
Aku, jiwa yang selama ini kau tunggu
Aku, perasaan yang kau nanti untuk melengkapi sisa hidupmu
Dan aku, sosok malaikat yang selalu hadir dalam tidur lelapmu
Disini, kuhempaskan seluruh perasaan cintaku
Menggapaimu mewujudkan semua angan dan mimpiku


Happy Monthiversarry, Ponty. I love you more than so much.