Tuesday, February 26, 2013

Tante Gwen Stefani!

Gwen Stefani, damn! She is so fuckin' gorgeous! (menurut gw ya). Tante satu ini keren banget lah, entah kenapa gw ngebet banget untuk suka sama ibu dari Kingston dan Zuma ini. Padahal ya, banyak penyanyi cewek yang gak kalah bagus dari doi. Tapi setiap ada liputan tentang tante Gwen baik di yahoo atau di situs berita online lainnya, gw mendadak interested gitu. Haha. Norak! Biarlah orang berkata apa, tapi buat gw tante satu ini bener-bener dahsyat deh. Suara nya juga biasa aja padahal, tapi ya namanya juga suka, kadang kan kita ga butuh alasan buat suka sama seseorang. Ceile bahasa gw aneh banget ya. Gw suka lagu tante Gwen pas bareng 'No Doubt' yang judul lagunya Don't Speak. Suaranya seksi gimanaaaaa gitu. Haha. Lebay. Pokoknya Tante Gwen itu keren! Berita tentang dia juga ga pernah negatif. Kalo boleh mimpi, gw pengen someday gw bisa ketemu sama tante Gwen. 

PS : Buat tante Gwen, gw suka gaya lo tan! Hehe

Thursday, February 21, 2013

What is Harlem Shake?

Pernah mendengar 'Gangnam Style'? Atau mungkin pernah terkena virus 'Gangnam Style' sampai ikut menari kuda ala Korea tersebut? Jika pernah berarti anda gaul. Apasih. Kecanggihan teknologi lah yang membuat oppa Psy si pencipta tarian kuda ini dikenal seantero jagat. Jumlah penonton youtube yang mengunduh videonya itu hampir 900 juta orang dari seluruh dunia. Hebat! Bagaimana bisa sebuah tarian kuda seperti itu saja bisa menjadi sebuah trend di dunia? Jika bukan karena teknologi mungkin video nya hanya sekedar video amatir biasa. Tapi kesuksesan Psy dalam mempromosikan atribut Korea ini tidak berlangsung lama ternyata. Baru-baru ini pengguna internet dihebohkan kembali dengan sebuah fenomena digital. Harlem Shake. Ya, mirip-mirip dengan Gangnam Style yang dipopulerkan oleh Psy itu kini ingin menggeser kepopuleran tarian yang sudah dihafal oleh hampir semua lapisan usia di dunia itu. berikut informasi seputar Harlem Shake yang aku ambil dari situs detik.com berikut ini:

Jakarta - Lagu 'Harlem Shake' yang dipopularkan Baaeur membuat fenomena baru di ranah YouTube. Orang beramai-ramai mengunggah video tarian versinya sendiri dengan lagu tersebut. Apa itu 'Harlem Shake'? Harlem Shake pertama kali dibuat oleh lima orang remaja dari Queensland, Australia. Dalam video berdurasi 0:31 menit tersebut para remaja itu sedang duduk bersantai dalam sebuah kamar. Seorang di antara mereka berjoget mengenakan helm di tengah ruangan. Setelah setengah lagu, tiba-tiba semua berjoget dengan tarian yang tak beraturan. Video tersebut telah ditonton sebanyak 11,4 juta orang. Sampai hari ini, Senin (18/2/2013) pencarian kata kunci Harlem Shake di YouTube telah mencapai 67 ribu video. Di Indonesia, sudah ada sekitar 400 video yang eksis di YouTube.'Harlem Shake' adalah single dari Baauer yang dirilis pada 22 Mei 2012. Single tersebut kini menjadi nomor satu di iTunes Amerika dan nomor dua di Inggris juga Australia. 

Gila, bukan? Setelah Gangnam Style dan Harlem Shake, apalagi yang akan mengguncang dunia digital nanti? Kita lihat saja apresiasi apalagi yang akan menjadi trend 2013. Berikut ini salah satu video Harlem Shake yang sedang populer itu.


Pilgub, Whatever!


Pemilihan Gubernur Jawa Barat bakalan berlangsung seru nih sepertinya. H-2 aja masih ramai dengan kampanye-kampanye 'terselubung' yang dilakukan oleh masing-masing tim sukses. Minggu lalu, ibuku membawa belanjaan dengan kantong keresek bergambarkan salah satu pasangan Cagub dan Cawagub Jabar. Gilak! Niat banget ya pasangan ini sampai kantong keresek pun mereka jadikan media kampanye. Sepertinya ini akan menjadi tahun pertamaku untuk memilih wakil rakyat provinsi Jawa Barat periode 2013-2018. Pilgub sebelumnya aku tidak mencoblos alias 'golput'. Daripada buang-buang waktu di TPS terus milih wakil yang salah, ya mending aku duduk-duduk saja di rumah sambil menyaksikan perkembangan hasil suara melalui televisi. Itu dulu, waktu jamannya jadi anak kuliah. Sekarang pola pikirku tentang politik sedikit maju. Aku sudah punya pemikiran lain tentang politik. Kalaupun sekarang harus buang-buang waktu di TPS, paling tidak ada satu pilihan dari hati nuraniku. Ceritanya menggunakan hak suara gitu. Padahal sampai saat ini aku belum menjatuhkan pilihan pada pasangan manapun. Biasanya H-1 di pelosok-pelosok desa selalu ada yang namanya 'serangan fajar'. Apalah itu serangan fajar, dari namanya sih sepertinya serangan yang dilakukan pada waktu fajar atau pagi hari. Hehe. Mungkin semacam kampanye juga kali ya. Dulu, orangtuaku pernah mendapatkan korek api berisikan uang pecahan lima puluh ribu rupiah dari salah satu pasangan calon wakil rakyat beberapa jam sebelum pemilihan berlangsung, saat itu untuk pemilihan kepala desa. Hih! Ini mungkin ya yang  dinamakan serangan fajar. Mungkin.

***

Sebenarnya dari kecil, aku sedikit apatis dengan yang namanya politik. Apalagi berkenaan dengan partai yang semakin kesini semakin banyak saja. Waktu kecil aku hanya mengenal tiga partai besar. Aku hanya mengenal partai berwarna merah, kuning dan hijau saja. Kayak warna balon ya. Haha. Dan seingatku jika ada acara pemilihan seperti itu perayaannya meriah sekali. Apalagi untuk anak-anak seusiaku, tentu gembira menyambut pesta rakyat seperti itu. Tetapi sekarang, diusiaku yang sudah layak untuk memilih, malah tidak ada kesan meriah sama sekali. Tambah malas saja untuk ke TPS. Dulu orang-orang masih memakai hati nurani untuk menentukan pilihan mereka. Sekarang, uang bisa menjadi senjata untuk merubah pilihan yang semakin kesini semakin membingungkan. Ya, siapapun yang terpilih, semoga bisa mewakili keinginan dan kebutuhan rakyat *sok bijak*. Apapun partainya, siapapun wakilnya, buatku yang penting adalah supportivitas dari tim yang kalah seperti apa. Semua calon buatku potensial, hanya mungkin bagaimana cara dia bekerja nanti itu tidak bisa menggunakan asumsi. Lebih bagus mungkin kalau tim yang kalah membantu yang menang. Bisa membantu program-program kerja, membantu mengaplikasikan rencana lima tahun kedepan atau mungkin terjun bersama-sama membangun pemerintahan. Hehe. Itu sih mimpi dan khayalanku sebagai rakyat yang awam politik ya, selebihnya ya aku tidak peduli. Alangkah baiknya jika semua rakyat mendukung apapun yang terbaik yang bisa dilakukan olah tim yang menang nanti. Apapun.

How are you, Twitter?

Apa kabar Twitter? Sudah satu minggu lewat satu hari tulisanku tidak memenuhi timeline twitter. Aneh? Tidak, rasanya biasa saja. Sama halnya ketika aku memutuskan untuk berhenti memakai Blackberry Messenger bulan Nopember lalu. Sedikit agak membosankan memang ketika kita merubah satu kebiasaan yang sudah menjadi kebiasaan pokok sehari-hari apalagi menghilangkannya. Tetapi balik lagi sama niatku untuk fading dari aktivitas-aktivitas itu seperti apa. Aku nyaman-nyaman saja ketika membuka email dan mendapati beberapa notifikasi dari twitter. Anggap saja aku sudah membalas semua kicauan yang masuk ke akun twitterku secara verbal. Disini aku merasakan adanya perbedaan yang sangat signifikan ketika aku aktif ngetweet dan engga aktif ngetweet lagi.  Bedanya, dulu aku selalu ingin menuliskan apa saja disana. Laparpun aku tulis di tweetku. Aneh. Memang begitu behaviour orang-orang yang aktif di media sosial. Siapapun pasti akan lebih cenderung narsis dan bawel. Tetapi positifnya, dengan menuliskan berbagai macam ekspresi perasaan di media sosial, sedikit banyaknya bisa mengurangi beban perasaan saat itu. Meski hanya sedikit, tetapi itu sangat membantu. Dan negatifnya, jika tidak pandai-pandai memilah dan memilih kata yang akan kita tulis, bisa menjadi masalah yang tidak pernah diekspektasikan sebelumnya. Dilema memang, dan semenjak aku memutuskan untuk berhenti menulis di twitter dan lebih memilih menulis di blog, emosiku sedikit terganggu. Karena aku tak lagi menuliskan setiap perasaan yang ditujukan kepada seseorang. Yang akhirnya aku memendam perasaan itu sendiri. Meskipun melalui blog aku bisa melakukan hal yang sama, tetapi dampaknya tidak sedahsyat twitter. Blog ini ibaratnya sebuah buku diary  yang hanya bisa dibaca olehku dan orang-orang tertentu saja. Dan tulisan di blog tentu tidak akan mewakili diriku pribadi karena bisa saja aku menulisnya lewat cerita lain dengan tokoh yang berbeda. Walau bagaimanapun, keputusanku untuk berhenti ngetweet harus dijalankan. Kadang aku penasaran dengan perkembangan twitterku satu minggu ini. Adakah yang aneh dan menarik disana?

What a boring world!

Bumi itu bulat, bumi itu berputar ya karena bumi itu bulat. Dan seterusnya. Pernyataan yang aneh. Membosankan. Sama kayak orang-orang itu, membosankan. Kenapa sih Tuhan nyiptain spesies-spesies kayak mereka terus hidup berdampingan sama gue di bumi? Fungsi mereka apa coba? Cuma bikin gue kesel, jengkel dan frustasi. Males. Tapi masalahnya engga beres sampe kata 'males' aja. Selebihnya gue dituntut untuk bisa ngadepin sekaligus nanganin orang-orang kayak mereka itu. Ya sudahlah. Terus, hadiah buat gue setelah berhasil ngadepin mereka apa? Ga ada. Gue cuma dapetin rasa sabar yang lebih banyak. Itu aja. Sisanya dongkol semua. Entah apa yang menyebabkan mereka membosankan dimata gue. Mungkin cara berpikirnya. Mungkin. Atau mungkin hanya anggapan gue aja. Mungkin juga. Tapi image yang terbentuk dalam otak gue tentang mereka, buruk semua. Sorry! Kadang gue berpikir kalo mereka itu ga salah -salah banget. Kadang juga gue mikir apapun yang mereka lakuin ya gitu-gitu aja. Boring. Susah buat gue merubah persepsi jelek tentang mereka.


Gue udah penat dengan aktivitas yang gini-gini aja. Ketemu orang-orang itu melulu. Buat gue, dunia kerja itu ga ada ujungnya, pasti gini-gini terus. Waktunya dibatesin, gajinya dijatahin pokoknya gitu deh. Gue pengen banget someday gue bikin usaha sendiri terus gue yang nentuin waktu kerja gue, nentuin gaji yang gue mau. Sedikit mimpi. Kan semuanya juga berawal dari mimpi, ya? Jadi sah-sah aja. Hehe. Tapi membangun bisnis sendiri itu pasti resikonya sudah pasti bakalan kita tanggung sendiri. Kita harus nyiapin segala sesuatunya sendiri. Menurut cerita orang-orang yang punya bisnis sendiri setelah berhenti bekerja, modal dari kesuksesan bisnisnya adalah RELASI. Tanpa modal duit sedikitpun, tapi punya relasi biasanya bisa jalan. Tergantung niatnya juga. Itu kata orang yang cerita ke gue. Gue mau buktiin cerita orang-orang sukses itu, makanya dari sekarang gue belajar membangun jaringan dan relasi supaya ketika usaha gue jalan, gue udah punya pasar buat ngejual produk gue nanti. Dan dari mereka gue dapet banyak hal. Gue dapet motivasi, pendapat, ilmu dan pengalaman pahit yang pernah mereka alami. Tetapi balik lagi ke diri kita, kalo itu udah passion dan field kita, semua usaha pasti bisa dijalankan. Asalkan kita gigih dan pantang menyerah. Ya, kalo itu tergantung pribadi masing-masing ya, kalo gue sih siap untuk ngadepin kepahitan-kepahitan yang mungkin muncul. Karena seperti yang gue bilang di awal, gue udah bosan dengan rutinitas yang gini-gini aja. Sangat bosan. Mungkin dengan kesibukan dan tantangan baru, gue bisa merasakan kembali gairah dan kreatifitas yang baru. Dan ekspektasi gue tentang dunia ini tidak lagi membosankan. *Kemudian Resign*. HAHA!

Monday, February 18, 2013

Saat Muda Menua (Cerpen)

Rini, guru Bahasa Indonesia di sekolah dasarku dulu yang terkenal pandai merangkai kata menjadi sebuah prosa, ternyata ibu dari sahabat dekatku waktu SMA, Ayu. What a small world! Aku dipertemukan Tuhan dengan guru masa kecilku lewat sahabatku ini. Saat itu --setelah 10 tahun kelulusan kami tidak bertemu dan bahkan aku tidak pernah berkunjung ke rumah Ayu-- kami berpapasan di pusat perbelanjaan. Ayu yang sedang menuntun putrinya,  dan aku menuntun putriku tiba-tiba bertemu muka Sabtu lalu. 

"Nona, haaii kamu ngapain disini?" Ayu mengagetkanku dengan pertanyaannya itu.
"Ayu, ini Ayu teman SMA ku, kan? ya ampun kok kita bisa ketemu disini ya. Aku lagi ngajak maen anakku. Kamu sendiri ngapain, Yu?". 

Dan kami saling bersalaman dan beradu pipi. Biasa kalau ibu-ibu sudah lama tidak bertemu ya begitu. Lalu kami melanjutkan percakapan di dalam  mobil. Aku mengantarkan Ayu dan anaknya pulang. Di perjalanan kami sibuk bercakap kesana kemari. Dimulai dari kenakalan masa-masa sekolah, gebetan waktu di sekolah dulu, guru-guru galak di sekolah kami hingga masalah keluarga baru kami masing-masing. Saking sibuknya, kami tidak menyadari kalau mobil yang membawa kami sudah tiba di kediaman Ayu. Kami turun sambil menggendong anak-anak kami yang masih terlelap selama perjalanan tadi. Begitu aku memasuki rumah Ayu, aku merebahkan anakku di sofa tamu dan Ayu mengantarkan anaknya ke tempat tidur. Sembari menunggu Ayu, aku melihat-lihat foto yang terpasang di dinding ruang tamu rumah Ayu. Kuperhatikan satu persatu foto-foto itu. Lalu pandanganku terhenti pada satu foto masa kecil Ayu dimana ada sosok wanita disampingnya yang ku kenali. Tunggu, bukankah itu ibu Rini, guru Bahasa Indonesiaku waktu SD dulu? Lalu, apa hubungan Ayu dengan beliau?

Tak lama Ayu datang dan menyuguhiku segelas minuman segar dan beberapa toples makanan ringan. Ayu mempersilakanku menyicipi hidangan tamu tersebut. Kemudian aku membuka percakapan dengan Ayu.

"Itu foto siapa, Yu?". Tanyaku sambil menunjuk salah satu foto di ruang tamu.
"Yang mana? Yang ada aku waktu kecil itu, bukan?" Jawab Ayu sambil mengambil gelas minumnya.
"Iya, iya yang itu" Jawabku penasaran.
"Oh, itu Ibuku Na, kenapa? Kamu kenal?" Ayu membalas bertanya padaku.
"Haa? Ibumu? itu Ibu Rini, kan, Yu? Dulu beliau pernah mengajar Bahasa Indonesia di sekolah dasar, kan? Jadi beliau ibumu, ya? Ya ampun, beneran deh aku ga nyangka kamu anaknya bu Rini." Ucapku kaget bercampur antusias.
"Iya, Ibu dulu pernah ngajar di SD. Emangnya kenapa, Na? Jangan bilang kalo Ibu pernah ngajar kamu." 
"Haha, ternyata benar ya, dunia ini tak selebar daun kelor. Ternyata guru favoritku dulu itu ibu temanku sendiri. What a surprise!" Ungkapku.
"Humm" Ayu menunjukkan raut sedih.
"Kamu kenapa, Yu? Kok tiba-tiba jadi sedih gitu, ada yang salah, ya?" Tanyaku dengan sedikit ekspresi seperti orang yang merasa bersalah.
" Engga Na, aku sedih aja kalo inget dulu. Dulu Ibuku yang kuat, ceria, tegas dan pintar membuat suasana bahagia sekarang hanya bisa duduk di kursi roda. Ibu terkena stroke Na." Ungkap Ayu lirih.

Aku turut merasa bersedih mendengar cerita Ayu tentang ibunya yang sekaligus guruku dulu itu. Aku juga tak menyangka kalau ibu Rini mengalami kecelakaan yang membuatnya terbaring lama dan tak sadarkan diri hingga akhirnya harus duduk di kursi roda. Mendengar cerita Ayu tadi, aku tak kuasa menahan haru. Lalu aku meminta Ayu untuk mempertemukanku dengan pahlawanku di masa kecil itu. 

Kulihat sesosok wanita tua dengan kursi roda sedang lelap dalam tidurnya. Ayu bilang, ibu memang begitu. Ibu tak mau menyuruh anaknya atau siapapun untuk memindahkannya ke tempat tidur kecuali kalau badannya sudah mulai sakit karena kelamaan duduk. Alasannya supaya gampang kemana-mana. Supaya ibu bisa jalan-jalan sendiri tanpa menyusahkan Ayu. Sungguh, bu Rini masih sama seperti dulu. Aku semakin kagum padanya. Akupun tak kuasa mengganggu tidur lelapnya itu. Ku lihat raut wajah bu Rini yang terlihat semakin menua, rambutnya sudah mulai memutih. Kulitnya mulai keriput, tetapi senyumnya masih sama seperti bu Rini jaman aku sekolah dulu. Khas. Seandainya ia terbangun, apakah ia masih mengenaliku? Apakah ia masih mengingatku sebagai muridnya dulu? Apakah ia masih mampu merangkai kata-kata dan membacakan puisi untukku?


Untuk bu Rini, guruku.

Engkau wanita kokoh dengan seuntai senyum itu
Kini kulihat kau terkulai lemah diatas kursi rodamu
Wajah keriput dan rambut putih itu mulai menjadi cirimu
Sedikit ingatanku tentangmu dulu, waktu kau mendidik dan mengajariku
Jika aku boleh memintamu seperti dulu, seperti waktu itu
Aku ingin mengulang kembali masa dimana engkau menjadi guruku
Masa dimana kau memberiku puisi-puisi indahmu

Engkau wanita yang tak pernah membekaskan marah itu
Kini senyummu tak seindah dan selebar dulu
Sakit yang menggerogoti setiap inci tulangmu
Membuat siapapun iba melihatmu
Tetapi aku tahu, kau pasti sanggup melawan sakit itu

Melihat kondisi bu Rini tadi, aku merasa harus memperjuangkan masa mudaku untuk membahagiankan orang-orang disekelilingku. Karena aku tak akan pernah tahu kapan musibah akan datang menimpaku. Aku ingin seperti bu Rini, dalam kesakitannya masih bisa membahagiakan orang-orang di dekatnya. Aku ingin di masa tua ku nanti, aku bisa merasakan ketenangan hati dan jiwa seperti yang bu Rini rasakan. Dan di masa tuaku nanti, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan orang-orang yang menyayangiku seperti Ayu menyayangi bu Rini. Sejak saat itu, Ayu dan aku semakin intens bertemu. Dan bu Rini pun masih mengenali sosokku sebagai muridnya dulu. 

-Tamat-

Nuni (Cerpen)

Gadis kecil berusia 6 tahun itu sedang serius memunguti satu persatu sampah yang berserakan di salah satu sudut kota Bandung bersama kakak sulungnya, namanya Nuni.  Hidup dalam serba kekurangan bersama ibu dan kedua kakak perempuannya menjadikan Nuni perempuan kecil yang tegar. Sejak masih bayi, ia sudah harus ikut merasakan beratnya menjadi seorang piatu dengan kondisi ibu yang lumpuh. Namun, keadaan ini tak membuatnya putus asa dan banyak mengeluh. Dalam menjalani kehidupannya yang pelik, Nuni selalu menyempatkan membaca buku. Buku apapun. Buku-buku itu ia peroleh ketika memunguti sampah kota. Meskipun halaman bukunya sudah hilang sebagian, Nuni tetap membacanya. Bagaimana bisa seorang anak kecil miskin bisa membaca?. Ratna, kakak tertua Nuni yang mengajarinya membaca sejak Nuni berumur 5 tahun. 

***

Ratna yang bersekolah berkat bantuan tangan pemerintah itu, selalu mengajarkan adik bungsunya membaca. Meskipun Nuni belum bisa membaca secara fasih dan lancar. Ratna pula lah yang mengajarkan kedua adiknya untuk tidak pernah mengandalkan orang lain dalam hidup mereka. Ratna selalu menanamkan sifat pekerja keras dalam diri Nuni. Meski demikian, Nuni masih saja terlalu kerdil untuk ikut menanggung beratnya beban hidup keluarga mereka. Sejak kecil, Nuni selalu dihina dan dicemo'oh oleh orang lain. Keluarga ayah Nuni seolah menutup mata melihat keluarga Nuni menderita. Mereka tidak pernah sedikitpun mempedulikan keadaan keluarga Nuni. Hingga usianya menginjak 6 tahun, belum pernah secuilpun Nuni merasakan adanya uluran kasih dari keluarga ayahnya itu. Tragis. Seandainya ayah Nuni masih hidup, mungkin Nuni dan keluarganya tidak akan semenderita ini. 

***

Pernah, dulu ketika Nuni masih kecil, tante Nuni datang berkunjung dan mengirimkan sepucuk surat wasiat peninggalan almarhum ayah Nuni. isi surat tersebut berisikan permohonan ayah Nuni kepada Asti untuk menampung dan merawat isteri dan ketiga anaknya. Namun, surat itu tak pernah Asti gubris dan bahkan sekarang malah ia kembalikan kepada keluarga Nuni. Asti merasa tak sudi untuk menampung istri dan ketiga anak kakaknya karena Asti tidak pernah menyetujui pernikahan kakaknya itu. Sebelum kakek dan nenek Nuni meninggal, Nuni dan keluarganya tinggal satu rumah dengan mereka. Ibu Nuni lah yang menjadi menantu sekaligus anak perempuan di keluarganya yang peduli dan sangat menyayangi kakek dan nenek Nuni. Tetapi ketika mereka meninggal, Asti lantas mengusir kakak dan kakak iparnya itu termasuk Nuni dan kedua kakaknya. Hingga akhirnya kecelakaan merenggut nyawa ayah Nuni dan membuat ibunya lumpuh. Tinggalah mereka dalam kemiskinan dan penderitaan. 

***

Setelah kejadian itu, Ratna memutuskan untuk tidak menghubungi atau mengharapkan apapun dari tantenya itu. Ratna berjuang bersama adik-adiknya untuk tetap membahagiakan ibu yang mereka kasihi itu. Dewi, kakak kedua Nuni inilah yang selalu menjaga ibu dan membuatkan makanan untuk mereka. Keempat wanita tangguh itu tak pernah sekalipun terlihat bersedih. Mereka selalu hidup dalam keharmonisan meskipun tanpa seorang ayah. Mereka selalu bahagia meskipun tak bergelimang harta. Karena dari diri ketiganya terwujud sebuah cita-cita nyata. Cita-cita untuk terus membahagian ibunya dan tetap bersama-sama dalam menghadapi kejamnya dunia.

***




Atas nama mereka, aku berbagi cerita





Rindu


Hening, terdiam dan mati
Tak ada bunyi singgahi kuping ini
Detik bergerak mengganti hari
Penat dan sesak menguasai diri

Bayangmu semakin melejit nyata
Seketika mata memandang potret kita
Bosan aku dengan rutinitas yang semakin hari semakin menyita 
Berlalu penuh jengah tanpa cerita

Sesaat kupejamkan mata dan sedikit tertawa 
Imaginasi tentangmu semakin terbawa
Kian terasa membaur bersama hawa
Terbelenggu rindu menusuk jiwa

Ah, ingin rasanya aku kesana
Memelukmu hingga aku terlena
Terjerumus rasa yang seolah fana
Terbawa angin entah kemana

Beri aku sedikit ruang itu
Ruang untukku melepas rindu
Rindu yang tak pernah habis untukmu
Untukmu, jantung hatiku

 

Sebentuk Rasa Hari Ini (Untuk Ponty)

Aku tahu, hari ini kamu pasti sedikit bete karena kita tidak sempat bersua untuk menyantap makan siang bersama. Mungkin lebih dari sedikit. Aku juga tahu seperti apa rasa kesalmu itu. Tetapi aku juga tahu bahwa kamu sangat bijak untuk menghadapi hal yang sudah berlangsung untuk kesekian kalinya ini. Dan itu cukup membuatku sedikit lega. Hanya sedikit. Meski begitu, aku bisa pulang dengan secuil semangat yang masih tersisa hari ini. Dengan melihatmu menghampiriku tadi, aku masih bisa menghela nafas panjang meskipun tak sepanjang saat bersamamu. Disini memang tak ada kedamaian seperti saat disampingmu. Disini memang tidak ada kenyamanan seperti ketika dipelukmu. Dan disini sudah pasti tidak ada tawa canda seperti waktu bercanda berdua denganmu. Tetapi disini, masih ada hari esok yang sudah menunggu untuk kita berbagi cerita yang sempat tertunda hari ini. Dan disini masih ada aku yang selalu belajar setia menantimu mengunjungiku. Karena disini, aku masih memikirkanmu utuh. Utuh, seutuh cintaku sama kamu. Dan kamu balas merindukanku, aku tahu.





Friday, February 15, 2013

Name Tag Baru

Yeay!!! Here it is, name tag baru yang aku dapet setelah satu tahun aku terdaftar sebagai account excecutive di perusahaan ini. Gilak, harus menunggu satu tahun ya biar dapet nih kartu. Engga sih, kebetulan aja pada ngusulin sekarang-sekarang jadi baru dibuatkan sama tim kreatif. Hehe, whatever lah yang penting punya kartu identitas. Ya, identitasku sudah terpampang nyata (ala mba Syahrini)*benerin jambul*. Sedikit lebay memang jika harus aku publikasikan di blog pribadiku ini. Tapi gapapa lah ya namanya juga anak muda. Menurut hasil risetnya Markplus kan pasar global ini sekarang lagi didominasi oleh kalangan menengah (Women, Netizen and Youth). Naaah! Aku termasuk diantara ketiga kategori menurut riset tersebut kan?. Dan menurut riset juga, kebiasaan kelas menengah itu cenderung lebih banyak share. Jadi wajar dong, kalau aku mempublikasikan perubahan-perubahan di blog ini. Termasuk perubahan dalam urusan pekerjaanku. Blog kan hak setiap orang dan wajib dilindungi keberadaannya. Haha udah kayak undang-undang aja. But, Well let me share everything i want to share. Anjing mengonggong kafilah berlalu. Begitulah bunyinya. *apaan sih malah kemana-mana gini*. Oke, aku cuma mau share name tag baruku aja kok. Meskipun fotonya agak sedikit ngeblur ya, tapi itu sudah disinyalir sebagai kesalahan dari pihak percetakan (bukan issue). Tapi yang penting kan name tag baru. (Haha, tetep). Udah sih,  itu aja. Makasih. *BIG SMILE*

Abstrak (Untuk Cintaku)



Jingga itu kini sudah berganti kelam
Dijemput malam yang siap menelan awan
Gelap, bahkan lebih legam

Setitik bulatan besar berwarna putih itu datang
Memberikan sinarnya yang semakin malam semakin benderang
Menemani bintang mengawasi langit malam

Tunggu, dimana bintangku?
Kenapa kilaunya tak tertangkap lensa mataku?
Ya, sepertinya ia bersembunyi dibalik sisa-sisa senja hari itu

Bintangku memang tak selalu tampak dan terlihat mataku
Namun, aku tahu ia selalu ada dilangit itu
Seperti aku, seperti wujudku yang tak selalu dapat kau lihat setiap waktu
Tetapi kau tahu, aku selalu ada untukmu
Karena aku, aku adalah abstrak itu




Larut (Cerpen)

'Tik Tok Tik Tok' suara sisa air hujan menyentuh salah satu bagian bangunan rumah milik tetangga kostku. Suaranya bising dan nyaring tak beraturan. Entah sampai jam berapa suara itu akan lenyap darisana. Rasanya hampir setiap sehabis hujan turun, suara itu seolah menjadi pertanda ada sisa-sisa hujan sebelumnya. Dan kini suara itu berbaur dengan suara musik yang mengalun dari komputer jinjingku. 

***

Pukul 09.40 malam. Diluar masih terdengar suara berisik yang semakin melambat alunannya. Ya sudah, biarkanlah. Tiba-tiba suara mangkuk beradu sendok terdengar jelas diantara keheningan malam dibalik pintu rumah kostku. Cuanki! Ya, pasti itu tukang cuanki. Tidak salah lagi. Sudah malam begini, dia masih saja berjualan? Amazing!. Pahlawan keluarga ini seolah tiada lelah untuk mencari nafkah. Memangnya siapa yang akan membeli dagangannya jika sudah semalam ini? (pikirku). Tetapi sepertinya seseorang menghentikan langkah gagahnya untuk sekedar menjadi penglaris malam ini. Suara percakapanpun terdengar dari dalam kamarku.

***

Sudah 20 menit, nampaknya bapak penjual cuanki belum beranjak dari tempatnya tadi. Sementara lawan bicaranya sudah kembali ke peraduannya. Dan suara malam kini semakin hening saja. Sesekali dia membunyikan mangkuk dengan sendoknya itu. Sejenak terlintas dalam benak ini bagaimana dia pulang nanti, jam berapa dia akan tiba di rumah, lalu siapa yang akan membukakannya pintu. Ah, sudahlah. Biarkan dia melanjutkan pekerjaan mulianya. Dan biarkan mataku terpejam seketika. 
Selamat bekerja pak, hingga larut membawamu pulang bersama malam.


Dari balik dinding kamar aku bercerita.

Thursday, February 14, 2013

Kakak Freddie Highmore!

Alfred Thomas "Freddie" Highmore atau yang lebih dikenal Freddie Highmore ini adalah salah satu dari sekian aktor muda berbakat yang gw idolain. Dia salah satu aktor Hollywood yang patut diacungin empat jempol. Film dia yang pernah gw tonton dan paling menyentuh adalah filmnya yang berjudul 'Charlie and The Chocolate Factory' dan 'August Rush'. Dalam kedua film ini Freddie kecil memerankan tokoh protagonis sebagai anak yang lucu dan baik hati. Dari kedua film yang berbeda itu, Freddie melakukan perannya dengan baik dan nyaris sempurna (penilaianku). Dia membuat filmnya menjadi memiliki pesan dan kesan artistik. Sebut saja, dalam film 'August Rush' dia memerankan tokoh anak kecil yang mempunyai bakat dan naluri musik yang luar biasa padahal sejak lahir dia belum pernah bersentuhan langsung dengan alat musik jenis apapun. Kepiawaiannya memainkan berbagai alat musik mengantarkannya menjadi seorang anak yang penuh talenta pada film tersebut. Dan menurutku, film itu menjadi film yang bisa ditiru dan layak ditayangkan untuk anak-anak. Kini, di usianya yang ke 21 Freddie tampak lebih dewasa dan gagah.

***

Kutipan kata-kata nya dalam film 'August Rush' yang masih aku ingat sampai sekarang adalah "yang harus kita lakukan sekarang adalah mendengarkan, karena dengan mendengarkan kita akan tahu kemana kita akan pergi". "Dan ketika seseorang tidak berhasil menemukan keberadaan kita, maka kita lah yang harus menemukan mereka".Kurang lebih seperti itu. Kata-kata masih terngiang-ngiang dalam kepalaku. Kata-kata itu memang bukan murni dibuat oleh Freddie, tetapi pada saat dia mengatakan dialog tersebut aku menjadi belajar bagaimana menjadi seseorang yang lebih banyak mendengarkan. Kenapa? Karena dengan mendengarkan kita akan tahu apa yang orang lain sampaikan dan membuat kita mengerti apa yang harus kita lakukan.
Berkat filmnya, aku belajar banyak hal. Salah satunya adalah belajar untuk menjadi anak yang manis dan baik hati. Hehe. Klise. *Big Smile*

Valentine? So What!

Apa sih hari Valentine itu? Mendengar namanya saja sudah pasti bukan tradisi atau hari besar umat islam. Ada tiga versi yang menjelaskan mengenai asal muasal hari kasih sayang ini. Dari ketiga versi itu, salah satunya yang menurutku mungkin masih masuk akal dan bisa diterima oleh logika. Jadi, intinya kenapa hari Valentine diperingati setiap tanggal 14 Februari? Karena pada tanggal tersebut dulu (dulu sekali) pada jaman romawi kuno, ada seorang pria bernama Valentine yang melanggar aturan kerajaan dengan memberkati sepasang kekasih menikah. Dan karena pelanggarannya itu kepala pria tersebut dipenggal. Dan pada saat sebelum pemenggalan itu berlangsung, pria tersebut menuliskan sebuah surat untuk seorang wanita yang merupakan anak dari penjaga penjara. Dan jadilah hari itu ia disebut-sebut sebagai pejuang cinta pada jamannya.*applause*. Maka setiap tanggal 14 Februari orang-orang romawi kuno akan bertukar ucapan cinta kepada pasangan mereka masing-masing.

***
Sejak saat itu, dibelahan bumi bagian barat setiap pasangan merayakan hari bersejarah itu dengan bertukar kado atau ucapan cinta. Namun, sekarang disemua negara banyak orang yang merayakannya. Terkecuali aku. Menurutku, setiap tanggal adalah hari kasih sayang. Kapanpun kita bisa bertukar kado atau ucapan cinta dengan pasangan kita. Masa kita hanya memberikan ungkapan cinta satu tahun sekali. Dan menurutku juga, kenapa harus bertukar kado? Jika kita ingin mengungkapkan perasaan sayang dan cinta kita kepada pasangan, kenapa harus lewat kado? Dengan perhatian, pengertian, kesetiaan dan kasih sayang diantara pasangan pun itu sudah menunjukkan bukti cinta kasih kita kepada pasangan kita bukan?. Terkadang orang suka salah kaprah mengartikan suatu momen. Banyak yang ikut-ikutan supaya dibilang gaul lah atau dibilang update lah atau apa lah. Tetapi yang jelas, buatku semua itu hanya sebuah legenda yang akhirnya dijadikan tradisi atau kebiasaan.

***
Saat ini, hanya orang-orang yang termasuk kategori alay lah yang masih mengikuti tradisi semacam itu. Karena kalau orang normal, tentu tidak mungkin melakukan hal tersebut *mungkin*. Anyway, 14 Februari kali ini pasti banyak pasangan kekasih yang melangsungkan pernikahan deh. Atau yang baru jadian atau yang melahirkan (dan lain-lain). Karena biasanya tanggal ini banyak dijadikan tanggal cantik oleh para alayers. Kuno. Bagiku, orang-orang yang merayakan hari Valentine setiap tanggal 14 Februari sama kuno-nya dengan sosok Valentine yang memang generasi yang hidup pada jaman kuno. Clear!


PS : For my Ichsan Sofan Nurzani, you'll always be my 'valentine' in every date. I love you even we don't celebrate this fuckin moment. ♥

Wednesday, February 13, 2013

Semoga Kamu Paham

Hari ini, aku memutuskan untuk berhenti melakukan aktivitas di twitter atau 'ngetweet'. Media yang satu ini sering membuatku beradu argumen dengan dia. Dan itu sangat tidak mengasyikan. Tentu saja. Keputusan ini mungkin bisa selamanya. Aku telah memilih dia, maka aku tidak akan membuat pilihan lain. Karena dengan memilihnya, semua pilihan yang mungkin tersedia sudah tertutup untukku. Mengorbankan sedikit kegiatanku demi menjaga perasaan dan harga dirinya bukan suatu pilihan tetapi sebuah keputusan. Dan aku telah memutuskan itu. Semoga tidak ada alasan untukku untuk membuka dan menggunakan kembali twitterku.
Dan semoga pengorbananku ini menjadi sebuah proses pendewasaan untukku. Semoga. :)

Terluka di Jari yang Sama

Hari ini, jari tengahku terpaksa bersentuhan dengan 'jarum' yang biasa aku pakai untuk menyematkan jilbabku dan itu terjadi dua kali. Lukanya memang tidak besar dan dalam, tetapi sakitnya lumayan. Saat kejadian yang pertama itu berlangsung, dia ada bersamaku. Mendengar teriakkanku, sontak membuatnya kaget dan langsung memelukku. Sakitku perlahan hilang *lebay*. Tapi asli, segimanapun sakitnya kita kalau orang yang kita sayangin ada disamping kita dan memberikan perhatiannya pada kita, itu mujarab dijadiin obat. Betadine apapun itu kalah dahsyatnya deh. Hehe. Kejadian kedua ketika aku hendak beranjak bangun dan bergegas kembali ke kantor, lagi-lagi jari tengahku tertusuk 'jarum' yang lainnya. Kali ini berdarah dan cukup lebar. Dan lagi-lagi dia kaget lalu kemudian mengisap jariku dan menelan semua darah yang keluar dari lukaku itu. Rasanya kalau begini terus, aku rela kalau harus tertusuk 'jarum' setiap saat *drama**okebye*.

Tuesday, February 12, 2013

Permen Karet

Permen karet ternyata bisa bikin bete seseorang berkurang 50% ya. Habis makan permen karet, bete gw perlahan ilang persis kayak rasa permen karetnya yang lama kelamaan jadi tawar. Based on data dari google, "Saat mengunyah permen karet otot menjadi tidak tegang dan melepaskan tensi serta membantu anda merasa nyaman dari kondisi stress" Nah, mungkin itulah sebabnya kenapa permen karet bisa mengurangi tingkat ke-bete-an seseorang. Hehe. <--- tuhkan, itu menunjukkan kalau bete gw berkurang.*Big Grin*

Bandits!

Orang-orang itu masih bercengkrama dibalik ruangan yang kedap suara. Aku menyebutnya drama. Mereka para petinggi gedung ini, seolah merasa berkuasa dengan jabatan yang disandangnya. Lantas buat apa jabatan anda semua jika hasil kerja anda hanya diwakili dengan angka nol. Lucu. Anda semua memakai jabatan anda untuk melakukan apapun yang anda semua suka. Sepertinya tidak pantas untuk anda semua berada disini, di atap yang sama dengan kami. Karena jelas kami dan anda berbeda. Kami terbiasa dengan bekerja. Sedangkan anda, anda hanya bisa bersuara dan berlaga layaknya seorang juru parkir yang sedang memarkirkan kendaraan saja. Apa bedanya anda dengan mereka?. Anda dan mereka hanya berbeda penampilan saja. Ya, penampilan yang menipu siapapun yang melihatnya.

Siapa yang Harus Dewasa?

Ketika mengalami ketidak enakan terhadap sesuatu yang kita tidak tahu apa penyebabnya, ketika menghadapi sikap pasangan yang tiba-tiba kurang mengenakan terhadap kita tanpa tahu alasannya, ketika mencoba memahami setiap ketidak enakan itu tanpa tahu caranya, dan ketika kita merasa kita tidak melakukan apa-apa. Apa yang harus kita perbuat? Apa kita harus tetap berdiam diri dan terus berpositif thinking? Aku bukan anak kecil, kamu juga sama. Apa yang aku perbuat sehingga kamu berulah demikian? Lalu apa yang harus aku lakukan? Meminta maaf padamu untuk sesuatu yang tidak aku ketahui? Membiarkanmu larut dalam emosimu itu? Atau apa? Jelaskan dan katakan apa yang harus aku lakukan. Aku belum dewasa, memang. Lantas apa harus aku menyebutmu dewasa jika kamu masih melakukan yang orang dewasa  tidak lakukan. Picik. Aku marah, dan jujur aku kecewa. Kecewa terhadap sikapmu yang seperti itu. Ya, aku marah.Tetapi kemarahanku tak sebanyak rasa sayangku untukmu.

Ketika Tulisan Menjadi Sebuah Boomerang!

Setiap apa yang kita ucapkan, baik melalui media sosial ataupun secara lisan sebenarnya itu adalah cermin dari apa yang sebaiknya kita lakukan untuk diri kita sendiri juga. Entahlah apa itu namanya, tapi buatku setiap kata yang aku tulis di facebook, twitter atapun di media sosial lainnya itu bukan untuk menyindir salah satu pihak. Tetapi kata-kata itu mutlak untuk cerminan diriku sendiri. Ya, aku menulisnya untuk mengingatkan bahwa aku pernah menulis itu. Namun jika lantas ada pihak yang merasa tersindir atau merasa tulisanku itu untuk mereka, itu bukan salahku. Siapa suruh membaca tulisanku. Jahat. Tapi memang begitu kenyataannya. Ketika aku menulis "Percaya diri itu penting, tetapi tahu diri jauh lebih penting". Sebagian orang menilai bahwa tulisan itu aku maksudkan untuk seseorang yang tidak tahu diri dan merasa percaya diri dengan hal itu. Ada juga yang beranggapan aku sedang melampiaskan amarahku pada seseorang yang sudah mengecewakanku. Pendapat mereka itu sah dan bisa diterima. Tetapi balik lagi, semua yang aku tulis di media manapun, mutlak untuk diriku sendiri.

***

Dulu, aku pernah mengalami yang namanya 'perang status' ketika jamannya Blacberry Messenger atau BBM ramai dan menjadi idola. Saat itu aku menuliskan kata-kata yang menurutku tidak seharusnya ada pihak yang merasa tersindir atau terpojok. Karena status itu aku tujukan untuk diriku sendiri dan kalaupun ada yang menyukainya, ya wajar. Tetapi ketika status itu di balas dengan status lain (yang menurutku berkaitan dengan statusku) itu sudah menjadi sinyal pertengkaran status saat itu. Tetapi aku tidak membalasnya dengan status-status yang lain. Karena aku merasa status balasan itu bukan untukku. Positif thinking. Buatku, tulisan bisa menjadi sebuah boomerang bagi siapa saja yang secara sengaja ataupun tidak sengaja menuliskannya pada media  yang bisa dibaca orang lain. Seperti kasusku tadi. Tapi balik lagi pada tujuan menulis itu sendiri. Karena kadang, niat baik itu tidak bisa diterima dan diartikan baik juga, tergantung bagaimana cara kita menyampaikannya. 

***

Kasus lain, terkadang orang 'kepo' terhadap apa yang kita tulis, padahal tanpa mereka tahu pun itu tidak menjadi masalah berat untuk mereka. Tapi ya namanya juga manusia, pasti memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Akupun begitu. Tapi aku termasuk orang yang tidak mau tahu dan tidak berusaha untuk mencari tahu masalah yang bukan urusanku. Aku nyaman dengan hal itu. Bagiku, cukup masalahku, orang tuaku, pacarku dan keluargaku saja yang aku tahu. Masalah yang lainnya biarlah berlalu. Karena buatku, mengurusi masalah yang bukan bagianku hanya buang-buang emosi dan waktu. 

***
Balik lagi pada tulisan, kadang kita selalu ingin tahu dan terlibat dengan obrolan orang lain meskipun itu pacar kita sendiri.  Itu wajar, tetapi salah. Berikanlah ruang kepada pacar kita untuk ngobrol dengan orang lain baik di facebook, twitter ataupun sms. Karena pacar kita pun masih memrlukan itu semua untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Biarkan pacar kita melakukan apa yang ingin dia lakukan, jangan pernah ikut campur untuk sesuatu yang tidak ada artinya. Jangan sampai keikutcampuran kita membuat pacar kita merasa terganggu dan risih. Apalah arti sebuah obrolan di facebook atau twitter jika dibandingkan dengan waktu ngobrol kita dengan pacar kita yang tak pernah terbatas melalui kedua jejaring sosial itu. Bersikaplah bijaksana dan dewasa. Karena yang kita baca belum tentu keadaannya seperti yang kita pikirkan. Dan lihat lagi siapa yang menjadi lawan bicara pacar kita itu. Jangan buang-buang emosi untuk  hal yang belum tentu kita ketahui keadaan sebenarnya. Banyak pasangan yang bertengkar gara-gara obrolan pacarnya di media sosial atau dunia maya. Padahal waktunya di dunia nyata lebih banyak untuk dia dan pacarnya itu. Miris. Tetapi untungnya, aku dan pacarku tidak seperti itu, pacarku sangat pengertian setiap kali aku ngobrol dengan orang lain baik di facebook ataupun di twitter. Karena buat kami, waktu kami berdua di dunia nyata lebih banyak daripada waktu kami di dunia maya. Dan itulah salah satu penyebab rasa sayangku padanya semakin bertambah. Terimakasih Ichsan Sofan Nurzani kekasihku, untuk semua pengertian dan kebijaksanaanmu padaku selama enam bulan ini.
Blessed to have you. ♥

Monday, February 11, 2013

Tulisan Pertamaku,

Tulisan pertama di blog baru ku, aku persembahkan untuk kekasihku Ichsan Sofan Nurzani  yang tiada pernah jenuh untuk menyemangatiku menulis dalam bentuk apapun. Dan setiap tulisanku nanti, akan selalu ada sosokmu yang kuselipkan disana. Berjanjilah padaku untuk tidak bosan membaca semua tulisanku meskipun itu tentangmu. Katakan apapun tentang tulisanku, lontarkan apapun jika cerita-ceritaku tak sedap dibaca matamu. Dan berjanjilah untuk tidak berhenti membacanya sampai aku tak kuasa menorehkan lagi kata demi kata untukmu. Tulisan pertamaku, memintamu untuk selalu membuka lembaran demi lembaran postingan blog ku. Agar kamu tahu, aku selalu membawamu dalam semua ceritaku.