'Tik Tok Tik Tok' suara sisa air hujan menyentuh salah satu bagian bangunan rumah milik tetangga kostku. Suaranya bising dan nyaring tak beraturan. Entah sampai jam berapa suara itu akan lenyap darisana. Rasanya hampir setiap sehabis hujan turun, suara itu seolah menjadi pertanda ada sisa-sisa hujan sebelumnya. Dan kini suara itu berbaur dengan suara musik yang mengalun dari komputer jinjingku.
***
Pukul 09.40 malam. Diluar masih terdengar suara berisik yang semakin melambat alunannya. Ya sudah, biarkanlah. Tiba-tiba suara mangkuk beradu sendok terdengar jelas diantara keheningan malam dibalik pintu rumah kostku. Cuanki! Ya, pasti itu tukang cuanki. Tidak salah lagi. Sudah malam begini, dia masih saja berjualan? Amazing!. Pahlawan keluarga ini seolah tiada lelah untuk mencari nafkah. Memangnya siapa yang akan membeli dagangannya jika sudah semalam ini? (pikirku). Tetapi sepertinya seseorang menghentikan langkah gagahnya untuk sekedar menjadi penglaris malam ini. Suara percakapanpun terdengar dari dalam kamarku.
***
Sudah 20 menit, nampaknya bapak penjual cuanki belum beranjak dari tempatnya tadi. Sementara lawan bicaranya sudah kembali ke peraduannya. Dan suara malam kini semakin hening saja. Sesekali dia membunyikan mangkuk dengan sendoknya itu. Sejenak terlintas dalam benak ini bagaimana dia pulang nanti, jam berapa dia akan tiba di rumah, lalu siapa yang akan membukakannya pintu. Ah, sudahlah. Biarkan dia melanjutkan pekerjaan mulianya. Dan biarkan mataku terpejam seketika.
Selamat bekerja pak, hingga larut membawamu pulang bersama malam.
Dari balik dinding kamar aku bercerita.
No comments:
Post a Comment